Indonesia Zaman Praaksara: Awal
Kehidupan Manusia Indonesia
A. Sebelum Mengenal Tulisan
Zaman pra-aksara.
Pra-aksara adalah istilah untuk menggantikan istilah prasejarah.Penggunaan istilah prasejarah untuk
menggambarkan perkembangan kehidupan dan budaya manusia saat belum mengenal tulisan adalah
kurang
tepat.
Pra berarti sebelum
dan
sejarah adalah peristiwa
yang terjadi pada masa lalu
yang berhubungan dengan aktifitas dan perilaku manusia, sehingga prasejarah berarti sebelum ada sejarah.
Sebelum ada sejarah berarti sebelum
ada aktivitas kehidupan manusia. Dalam kenyataannya sekalipun belum mengenal tulisan, makhluk yang dinamakan manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Oleh karena itu, para ahli mempopulerkan istilah pra-aksara untuk
menggantikan istilah prasejarah. Pra-aksara berasal
dari dua
kata, yakni pra
yang
berarti sebelum dan aksara yang
berarti tulisan. Dengan demikian zaman pra-aksara adalah
masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Ada istilah yang mirip dengan istilah pra-aksara, yakni istilah nirleka. Nir berarti tanpa dan leka berarti tulisan. Karena belum ada tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil-hasil kebudayaan
manusia adalah dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Kapan waktu dimulainya zaman pra-aksara?
Kapan zaman pra-aksara
itu berakhir? Zaman pra-aksara
dimulai sudah tentu sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa pra-aksara.Zaman
pra-aksara berakhir setelah manusianya mulai mengenal
tulisan.
B. Terbentuknya Kepulauan
Indonesia
Salah satu di antara teori ilmiah
tentang terbentuknya bumi adalah
Teori “Dentuman Besar”
(Big Bang), yang dikemukakan
oleh sejumlah ilmuwan, misalnya ilmuwan besar Inggris, Stephen Hawking. Teori ini
menyatakan bahwa
alam semesta mulanya berbentuk gumpalan gas yang mengisi
seluruh ruang jagad
raya. Jika digunakan teleskop
besar
Mount
Wilson untuk mengamatinya akan terlihat
ruang
jagad
raya itu luasnya mencapai radius 500.000.000 tahun cahaya. Gumpalan gas itu suatu
saat
meledak
dengan satu
dentuman yang amat dahsyat.
Setelah itu, materi yang terdapat di alam semesta
mulai berdesakan satu sama
lain dalam kondisi
suhu dan kepadatan yang sangat tinggi, sehingga hanya
tersisa energi berupa proton, neutron dan
elektron, yang bertebaran
ke seluruh arah. Ledakan
dahsyat itu menimbulkan gelembung-gelembung alam semesta yang
menyebar dan menggembung ke seluruh penjuru, sehingga membentuk galaksi, bintang-bintang,
matahari, planet-planet, bumi, bulan
dan meteorit. Bumi
kita hanyalah salah satu titik kecil saja di
antara tata surya yang mengisi
jagad semesta.
Selanjutnya proses evolusi
alam semesta itu memakan waktu kosmologis yang
sangat lama sampai berjuta tahun.
Terjadinya evolusi
bumi
sampai adanya
kehidupan
memakan
waktu yang sangat
panjang. Ilmu paleontologi membaginya dalam enam tahap waktu geologis. Masing-masing ditandai oleh peristiwa
alam yang menonjol, seperti munculnya
gunung-gunung, benua, dan makhluk hidup yang paling sederhana. Sedangkan proses evolusi
bumi dibagi menjadi beberapa periode sebagai berikut:
1. Azoikum (Yunani: a =
tidak; zoon = hewan), yaitu zaman
sebelum adanya kehidupan. Pada saat ini bumi baru terbentuk dengan suhu yang relatif
tinggi. Waktunya
lebih dari satu miliar tahun lalu.
2. Palaezoikum, yaitu zaman
purba
tertua. Pada masa ini sudah meninggalkan fosil flora dan fauna.
Berlangsung kira-kira 350.000.000 tahun.
3. Mesozoikum, yaitu zaman purba tengah. Pada masa ini hewan mamalia (menyusui), hewan amfibi,
burung dan tumbuhan
berbunga mulai ada. Lamanya kira-kira
140.000.000 tahun.
4. Neozoikum, yaitu zaman purba
baru,
yang dimulai sejak 60.000.000 tahun yang lalu.
Zaman ini
dapat dibagi lagi
menjadi dua tahap (Tersier
dan Quarter).
Zaman es mulai menyusut dan makhluk-makhluk tingkat tinggi dan manusia
mulai hidup.
5. Merujuk pada tarikh bumi di atas,
sejarah di Kepulauan Indonesia terbentuk
melalui proses yang
panjang
dan
rumit.
Sebelum bumi didiami manusia, kepulauan ini hanya diisi tumbuhan flora dan fauna yang masih sangat
kecil
dan sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar