Selasa, 30 Juli 2019

materi bahan ajar kls x

Materi pertemuan 1 Konsep Berfikir Kronologis dan Sinkronik dalam Mempelajari Sejarah A. Pengertian Sejarah Secara etimologis kata sejarah berasal dari bahasa Arab “syajaratun” yang berarti pohon. Bentuk pohon ini kemudian dihubungkan dengan skema dari silsilah keluarga raja dari dinasti tertentu, dan jika kita perhatikan skema dari silsilah itu akan menyerupai bentul pohon yang dibalik. Kata syajaratun kemudian digunakan dalam bahasa Melayu dengan penyebutannya berubah menjadi Syajarah, dan Bahasa Indonesia menyebutnya dengan sejarah. Kata sejarah disini masih dalam arti yang semula yaitu silsilah atau keturunan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan defenisi tentang sejarah sebagai berikut 1. Asal usul, keturunan, atau silsilah 2. Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, riwayat, tambo; 3. Pengetahuan atau uraian tentang kejadian, atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau. Sejarah dalam bahasa Inggris disebut dengan History, yang berasal dari bahasa Yunani Istoria yang berarti informasi atau pencarian. New American Encyclopedia menyebutkan bahwa sejarah meliputi kegiatan-kegiatan manusia yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa tertentu, ditempatkan dalam sebuah urutan waktu, dan terdapat keterkaitan antara peristiwa yang satu dengan yang lainnya. Dalam bahasa Belanda, sejarah disebut dengan Geschiedenis yang juga mempunyai pengertian yang hamper sama, yaitu tentang sesuatu yang telah terjadi. Selain pengertian dari sejumlah bahasa, kata sejarah dapat didefenisikan oleh sejumlah tokoh, diantaranya sebagai berikut : • Herodotus (484-425 SM), seorang filsuf dan sejarawan pertama yang berasal dari Yunani yang juga disebut sebagai bapak Sejarah. Ia mengatakan bahwa sejarah tidak berkembang dan bergerak kedepan dengan tujuan yang pasti, tetapi bergerak melingkar, yang tinggi dan rendahnya lingkaran tersebut disebabkan oleh manusia itu sendiri. • Ibnu Khaldun (1332-1406 M) mendefenisikan bahwa sejarah adalah catatan tentang mausia dan peradabannya dengan seluruh proses perubahan secara nyata dengan segala sebab dan akibatnya. Ibnu Khaldun adalah seorang sejarawan Islam yang hidup pada masa Abbasyah di Baghdad. • R.G. Collingwood (1889-1943) mendefenisikan sejarah sebagai penyelidikan tentang hal-hal yang telah dilakukan manusia pada masa yang lampau. • Sartono Kartodirjo (1921-2007), menurut beliau pada hakekatnya sejarah dibatasi oleh dua pengertian, yaitu sejarah objektif dan sejarah subjektif. Sejarah yang objektif adalah sejarah yang menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri, sedangkan sejarah yang seubjektif adalah sejarah yang telah dipengaruhi oleh emosi dan pikiran oleh sejarawan atau penulis sejarah tentang suatu peristiwa. • R. Mohammad Ali, sejarah Indonesia, mendefenisikan sejarah sebagai berikut : 1) Bahwa sejarah adalah keseluruhan perubahan, kejadian, peristiwa, dan kenyataan yang memang benar-benar terjadi disekitar kita; 2) Cerita tetang perubahan itu sendiri 3) Ilmu yang menyelidiki tentang perubahan-perubahan, peristiwa, kejadian yang benar-benar terjadi pada masa yang telah lampau. 4) Kesimpulan tentang pengertian sejarah, bahwa sejarah adalah ilmu pengethauan yang mempelajari berbagai peristiwa atau kejadian penting yang terjadi dalam kehidupan manusia dimasa lalu.Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. B. Cara Berpikir Diakronik Dalam Mempelajari Sejarah Diakronik berasal dari kata diachronich; (dia, terdiri dari dua kata, yaitu dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Dengan pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu berkembang/berkelanjutan. Perkembangan Sarekat Islam di Solo (1911-1920); Perang Diponegaro (1825-1830); dan Revolusi Fisik di Indonesia (1945-1949) merupakan beberapa contoh sejarah yang menggunakan pendekatan diakronik. C. Cara Berpikir Sinkronik Dalam Mempelajari Sejarah Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala-gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas. Beberapa contoh penulisan sejarah dengan topik-topik dari ilmu sosial yang disusun dengan cara sinkronik lainnya misalnya Tarekat Naqsyabandiyah dan Qodiriyah di pesantren-pesantren Jawa. Ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial ini saling berhubungan. Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronik dan ilmu sosial lain yang sinkronik. Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah ilmu diakronik bercampur dengan sinkronik. Contoh : Peranan militer dalam politik (1945-1999) yang ditulis seorang ahli ilmu politik; Elit Agama dan Politik (1945- 2003) yang ditulis ahli sosiologi. Soal Post tes 1. Definisikan konsep berpikir kronologis dalam sejarah! 2. Jelaskan pengertian diakronis dalam sejarah! 3. Jelaskan pengertian sinkronis dalam sejarah! 4. Jelaskan ciri-ciri konsep berpikir diakronik, sinkronik Kunci jawaban 1. Kronologis adalah urutan peristiwa yang dimulai dari peristiwa yang terendah atau awal terjadi sampai akhir peristiwa. 2. Diakronis dalam sejarah merupakan suatu peristiwa yang terjadi selalu berhubungan dengan peristiwa sebelumnya dan peristiwa itu tidak berdiri sendiri atau dengan istilah yan lain peristiwa yang terjadi sekarang ini tidak akan lepas dari peristiwa yang terjadi sebelumnya. 3. Menurut Galtung sejarah secara sinkronis mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada waktu tertentu atau terbatas. 4. Ciri diakronis 1. Mengkaji dengan berlalunya masa 2. Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya 3. Bersifat komparatif atau historis 4. Bersivat vertical 5. Terdapat konsep perbandingan 6. Cakupan kajian lebih luas Ciri Sinkronis 1. Mengkaji pada masa tertentu 2. Menitik beratkan pengkajian pada strukturnya(karakternya) 3. Bersifat horizontal 4. Tidak ada konsep perbandingan 5. Cakupan kajiannya lebih sempit 6. Memiliki sistimatis yang tinggi Materi pertemuan 2 D. Konsep ruang dan waktu Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah. Manusia adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang merupakan embrio terbentuknya kebudayaan. 2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada. Ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis. Setiap komunitas yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau tempat tertentu. Konsep Ruang 1. Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. 2. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. 3. Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. 4. Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi. 3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang memiliki latar belakang waktu sebelumnya. Konsep waktu 1. Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. 2. Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. 3. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah 1. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah 2. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. 3. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup ( beraktivitas ). Konsep waktu dalam sejarah meliputi dua hal, yaitu 1. Proses kelangsungan dari suatu peristiwa dalam batasan waktu tertentu dan; 2. Kesatuan kelangsungan waktu, yaitu waktu pada masa yang lampau, sekarang, dan masa yang akan datang (the past, the present and the future). Agar lebih jelas dalam memahami tetang konsep manusia, ruang, dan waktu dalam sejarah, perhatikan contoh berikut.

Materi sejarah

Materi Sejarah Kelas 12 IPS Semester 1 BAB 4 BAB 4 PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA  DALAM UPAYA MENGISI KEMERDEKAAN DEMOKRASI LIB...