A. Kompetensi
Inti
1.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu
dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan
negara Indonesia
2.1
Mengembangkan
nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan bercermin pada
kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah.
2.2
Meneladani
perilaku kerjasama, tanggung jawab,
cinta damai para pejuang dalam
mewujudkan cita-cita mendirikan negara dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2.3
Meneladani
perilaku kerjasama, tanggung jawab,
cinta damai para pejuang untuk meraih
kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.4
Meneladani
perilaku kerjasama, tanggung jawab,
cinta damai para pejuang untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.5
Berlaku
jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran
sejarah
3.1
Menganalisis perubahan, dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa penjajahan
asing hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Indikator
3.1.1
Menghubungkan
merkantilisme dan kapitalisme dengan
perkembangan kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia
3.1.2
Menunjukkan
peta jalur kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia
3.1.3
Mendeskripsikan
kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia
3.2
Menganalisis
proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Barat ( Portugis, Belanda dan
Inggris) di Indonesia.
Indikator
3.2.1
Mendeskripsikan perkembangan kekuasaan
Bangsa Eropa di Indonesia
3.2.2
Mendeskripsikan kondisi masyarakat
Indonesia masa kolonial
3.3
Menganalisis
strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di
Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
Indikator
3.3.1
Menjelaskan perlawanan masyarakat
Indonesia terhadap kekuasaan asing
4.1 Mengolah
informasi tentang peristiwa sejarah pada masa penjajahan Bangsa Barat
berdasarkan konsep perubahan dan keberlanjutan,
dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Indikator
4.1.1
Membuat rangkuman mengenai pengertian
merkantilisme dan kapitalisme dan hubungannya dengan kolonialisme dan
imperialisme Barat di Indonesia
4.1.2
Menunjukkan jalur kedatangan Bangsa
Belanda ke Indonesia
4.1.3
Membuat uraian analitis mengenai
pengaruh kedatangan bangsa-bangsa Barat ke Indonesia terhadap perkembangan
masyarakat
4.2
Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan
penjajahan Bangsa Barat di Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Indikator
4.2.1
Membuat
rangkuman hasil diskusi dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah tentang pengaruh kegiatan
perdagangan dengan bangsa Eropa terhadap perkembangan perekonomian masyarakat
Indonesia
4.2.2
Membuat rangkuman
hasil diskusi dan menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah
tentang kegagalan proses industrialisasi di Indonesia pada masa kolonial!
Diskusikanlah pula tentang proses perkembangan tata ruang kota Indonesia pada
masa kolonial
4.3
Mengolah informasi tentang strategi perlawanan bangsa
Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah
abad ke-20 dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
Indikator
Membuat rangkuman hasil diskusi dan
menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa
Barat di Indonesia
materi sejarah klls X1
PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA
A. Latar Belakang Timbulnya Pergerakan Nasional.
Sejak menginjakkan kakinya di bumi Indonesia pada tahun 1956, penjajah Belanda kurang memperhatikan kesejahteraan golongan pribumi (orang-orang Indonesia). Mereka terus mengeruk kekayaan alam dan menindas rakyat Indonesia, tanpa mau memperhatikan nasib rakyat itu sendiri. Pada akhir abad ke-19, C.Th.van Deventer mengkritik keadaan itu melalui salah satu karangannya yang berjudul Utang Budi. C.Th van Deventer antara lain menyetakan bahwa kemakmuran Belanda diperoleh berkat kerja dan jasa orang Indonesia. Oleh sebab itu, bangsa Belanda sebagai bangsa yang maju dan bermoral harus membayar utang budi kepada bangsa Indonesia. Caranya adalah dengan menjalankan Politik Balas Budi atau dikenal dengan sebutan Politik Etis. Politik Etis yang diuslkan olehC.Th van Deventer berisi tentang perbaikanperbaikan dalam bidang irigasi (pengairan), transmigrasi (perpindahan), dan edukasi (pendidikan). Akan tetapi pelaksanaannya tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Hindia Belanda. Politik Etis sebenarnya merupakan bentuk penjajahan kebudayaan yang halus sekali. Program edukasi itu sendiri sebenarnya merupakan pelaksanaan dari Politik Asosiasi yang berarti penggantian kebudayaan asli tanah jajahan dengan kebudayaan penjajah. Walaupun menyimpang dari tujuan semula, beberapa pelaksanaan dari Politik Etis telah membawa pengaruh yang baik. Misalnya, dengan didirikannya sekolah-sekolah untuk golongan pribumi. Tujuannya adalah untuk memperoleh tenaga baru pegawai rendah yang bersedia digaji lebih murah dari pada tenaga bangsa-bangsa Belanda. Banyaknya penduduk pribumi yang bersekolah telah menghasilkan kaum cerdik pandai dikalangan penduduk pribumi. Kaum cerdik pandai inilah yang mempelopori kesadaran kebangsaan, yaitu suatu kesadaran tentang perlunya persatuan dan kesatuan bangsa. Peristiwa timbulnya kesadaran berbangsa disebut Kebangkitan Nasional Indonesia. Kaum cerdik pandai ini pula yang mempelopori dan memimpin pergerakan nasional pada awal abad ke-20.
B. Organisasi-Organisasi dan Tokoh-Tokoh Pergerakan Nasional.
1.
Budi
Utomo.
Pada tahun
1906 di Yogyakarta dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai gagasan untuk mendirikan
studiefonds atau dana pelajar. Tujuannya adalah mengumpulkan dana untuk
membiayaai pemuda-pemuda bumi putra yang pandai, tetapi miskin agar dapat
memneruskan ke sekolah yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan gagasan nya
tersebut, beliau mengadakan perjalanan keliling jawa. Ketika sampai di Jakarta,
dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA. STOVIA
adalah sekolah untuk mendidik dokterdokter pribumi. Mahasiswa-mahasiswa
tersebut antara lain Sutomo, Cipto Mangunkusumo, Gunawan Mangunkusumo, Suraji,
dan Gumbrek. Dr. Wahidin Sudirohusodo memberikan dorongan kepada mereka agar
membentuk suatu organisasi. Dorongan tersebut mendapat sambutan baik dari para
mahasiswa STOVIA. Pada tanggal 20 Mei 1908 bertempat di Gedung STOVIA. Para
mahasiswa STOVIA mendirikan organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Budi Utomo
artinya budi yang utama. Tanggal berdirinya Budi Utomo yaitu 20 Mei dijadikan
sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
2.
Serikat Dagang Islam.
Revolusi Nasional Cina yang dipelopori oleh dr. Sun
Yat Sen pada tanggal 10 Oktober 1911 telah berpengaruh terhadap orang-orang
Cina perantauan di Indonesia. Mereka segera mendirikan ikatan-ikatan yang
bercorak nasionalis Cina. Kedudukan mereka dibidang ekonomi sangat kuat. Mereka
menguasai penjualan bahan-bahan batik. Para pedagang batik pribumi merasa
terdesak atau dirugikan. Untuk menghadapi para pedagang Cina itu, pada tahun
1911 para pedagang batik Solo dibawah pimpinan H. Samanhudi mendirikan Serikat
Dagang Islam (SDI). Tujuan berdirinya Sarikat Dagang Islam adalah :
a. Memajukan perdagangan.
b. Melawan monopoli pedagang tionghoa,
dan
c. Memajukan agama Islam.
Serikat
Dagang Islam mengalami perkembangan pesat karena bersifat nasionalis, religius,
dan ekonomis.
3.
Indische Partij.
Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 .
Pendirinya adalah dr. E.F.E Douwes Dekker, dr. Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar
Dewantara. IP bertujuan mempersatukan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan. Tokoh-tokoh IP menyebarluaskan tujuannya melalui surat kabar.
Dalam waktu singkat IP mempunyai banyak anggota. Cabang-cabangnya tersebar di
seluruh Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda menganggap organisasi ini membahayakan
kedudukannya. Pada bulan Maret 1913 Pemerintah Hindia Belanda melarang kegitan
IP. Pada bulan Agustus tahun yang sama para pemimpin IP dijatuhi hukuman
pengasingan.
4.
Partai Nasional Indonesia.
Pada tanggal 4 Juli 1927 para pengurus Algemeene
Studie Club (Kelompok Belajar Umum) di Bandung mendirikan perkumpulan baru yang
dinamakan Perserikatan Nasional Indonesia. Mereka adalah Ir. Soekarno, Mr.
Sartono, dr. Samsi, Mr. Iskaq Cokrohadisuryo, Mr. Budiarto, Mr. Ali
Sastroamijoyo, Mr. Sunario, dan Ir. Anwari. Perkumpulan ini kemudian berganti
nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI), dll.
C. Usaha Mempersatukan Partai-Partai.
Di Indonesia terdapat berbagai pergerakan yang
terpisah-pisah satu sama lain. Keadaan ini kurang menguntungkan bagi perjuangan
bangsa Indonesia untuk menuju Indonesia merdeka. Beberapa tokok pergerakan
segera menyadari keadaan ini. Mereka berusaha mempersatukan
organisasi-organisasi pergerakan yang ada pada waktu itu.
1. Permufakatan Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik
Kebangsaan Indonesia (PPPKI) didirikan pada tanggal 17 Desember 1927. Anggopta
PPPKI terdiri atas Partai Nasional Indonesia, Partai Serikat Islam, Budi Utomo,
Pasundan, SumatranenBond, Kaum Betawi, dan Indonesische Studie Club. Tujuan
PPPKI adalah :
a. Menyamakan arah aksi kebangsaan
serta memperkuat dan memperbaiki organisasi dengan melakukan kerjasama diantara
anggota-anggotanya,
b. Menghindarkan perselisihan diantara
para anggotanya yang dapat memperlemah aksi kebangsaan.Pengurus PPPKI disebut
Majelis Pertimbangan yang terdiri atas ketua, penulis, bendahara, dan
wakil-wakil dari partai-partai yang tergabung didalamnya.
2. Gabungan Politik Indonesia (GAPI).
GAPI adalah organisasi kerja sama antara partai-partai
politik di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 21 Mei 1939. GAPI
berdiri atas prakarsa Muhammad Husni Thamrin. Anggota GAPI adalah Parindra,
Pasundan,Gerindo, Persatuan Minahasa, PSII, PII, dan Perhimpunan Politik
Katolik Indonesia. GAPI membentuk pengurus yang disebut Secretariat Tetap.
Pengurus Sekretariat Tetap dijabat oleh Abikusno Cokrosuyoso dari PSII 9Penulis
Umum ), Muhammad Husni Thamrin dari Parindra (bendahara), dan Mr. Amir
Syarifuddin dari Gerindo (pembantu penulis). GAPI beberapa kali mengadakan
kongres. Pada Kongres Rakyat Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 23-25
Desember 1939 dihasilkan beberapa keputusan sebagai berikut :
a. Menuntut Indonesia berparlemen.
Tuntutan ini dilakukan sebagai reaksi atas ditolaknya Petisi Sutarjo dalam
Volskraad sehingga Volskraad dianggap bukan parlemen.
b.
Diakuinya
Merah Putih sebagai bendera persatuan, Indonesia Raya sebagai lagu persatuan,
dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
D. Pergerakan Kaum Wanita.
Pada awalnya pergerakan wanita Indonesia dilakukan
oleh perorangan. Pelopor pergerakan wanita pada masa itu adalah R.A Kartini dan
R. Dewi Sartika . Keduanya ingin mengangkat derajat kaum wanita melalui
pendidikan. Perhatian yang besar dari R.A Kartini dan R. Dewi Sartika terhadap
kaum wanita telah mengilhami pergerakan kaum wanita untuk membentuk organisasi.
Pada awalnya tujuan organisasi perempuan itu untuk memperbaiki kedudukan
sosialnya. Namun, dalam perkembangannya organisasi itu juga berwawasan
kebangsaan.
1. Kongres I Perempuan Indonesia.
Pada tanggal 22 – 25 Desember 1928 beberapa
perkumpulan perkumpulan wanita Indonesia mengadakan Kongres Perempuan
Indonesia. Tujuan kongres adalah mempersatukan cita-cita dan usaha untuk
memajukan wanita Indonesia. Dalam kongres tersebut antara lain diputuskan
mendirikan gabungan perkumpulan wanita yang bernama Perserikatan Perempuan
Indonesia (PPI).
2. Istri Sedar (IS).
Pada tangga 22 Maret 1930 di Bandung didirikan
perkumpulan Istri Sedar. Pendirinya adalah Nona Suwarni Joyoseputro. Tujuannya
menuju pada kesadaran wanita Indonesia dan derajat hidup Indonesia untuk
mempercepat dan menyempurnakan Indonesia merdeka. Meskipun bukan merupakan
organisasi politik, tetapi dalam kampanyenya Istri Sedar sering menyarakan
sikap antipenjajah. Oleh sebab itu, organisasi ini mendapat pengawasan dari
Pemerintah Hindia Belanda.
E. Sumpah Pemuda
1. Pergerakan Pemuda Berdasarkan
Kedaerahan para pemuda tidak tinggal diam melihat penderitaan yang dialami
bangsanya. Mereka segera mendirikan perkumpulan-perkumpulan kepemudaan.
Mula-mula perkumpulan itu bersifat kedaerahan. Akhirnya, perkumpulan
–perkumpulan tersebut menjadi bersifat nasional. Perkumpulan- perkumpulan
kepemudaan yang bersifat kedaerahan antara lain :
a. Tri Koro Darmo
Tri Koro
Darmo didirikan pada tanggal 7 maret 1915 di gedung Kebangkitan Nasional,
Jakarta. Tri Koro Darmo artinya Tiga Tujuan Mulia. Tri Koro Darmo didirikan
oleh dr. Satiman Wiryosanjoyo (ketua), Wongsonegoro (wakil ketua), dan Sutomo
(sekretaris). Sebagian beasar anggotannya adalah murid-murid sekolah menengah
asal Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada kongres I yang diselenggarakan di Solo
pada tanggal 12 Juni 1918, nama Tri Koro Darmo diubah menjadi Jong Javanen Bond
(Jong Java).
b. Jong Minahasa
Perkumpulan
ini didirikanpada tanggal 6 Januari 1918. tujuannya adalah mempererat rasa
persatuan sesama pemuda yang berasal dari Minahasa dan memajukan kebudayaan
daerah Minahasa. Tokoh-tokohnya antara lain : T.A. Kandou, J.S. Warouw, L.
Palar, dan R.C.L Senduk.
2.
Pergerakan Pemuda dalam Bentuk
Kelompok Belajar
a. Indonesiche Studie Club (ISC)
Didirikan
di Surabaya pada tanggal 11 Juni 1924. pendirinya adalah dr. Sutomo. Tujuan ISC
adalah memberi semangat kaum terpelajar agar memiliki kesadaran terhadap
masyarakat, memperdalam pengetahuan politik, serta mendiskusikan masalah-masalah
pelajaran dan perkembangn sosial politik Indonesia. ISC kemudian menjadi Partai
Persatuan Bangsa Indonesia.
b. Algemeene Studie Club (ASC)
Didirikan di Bandung oleh Ir.
Soekarno dan Ir. Anwari. Tujuannya sama dengan ISC. Asas perjuangannya adalah
nonkooperasi. ASC kemudian menjadi Partai Nasional Indonesia.
3.
Pergerakan Pemuda Berdasarkan
Kebangsaan dan Keagamaan
a. Perhimpunan Indonesia (PI)
Didirikan di Belanda pada tahun
1908. Mula-mula bernama Indonesiche Vereeniging, pada tahun 1925 diubah namanya
menjadi Perhimpunan Indonesia. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda menahan para
pengurus PI antara lain : Moh. Hatta, Nazir Datuk Pamuncak, A. M.
Joyodiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Mereka kemudian diadili di pengadialan
Den Haag, Belanda.
b.
Jong Islamienten Bond
Perkumpulan ini didirikan pada
tanggal 1 Januari 1926 oleh anggotanya yang keluar dari Jong Java.
Tokoh-tokohnya antara lain : R. Sam Haji Agus Salim, Moh. Rum, Wiwoho, Hasim,
Sadewo, M. Juari, dan Kasman Singodimejo.
Organisasi
Pergerakan Nasional Budi Utomo menghadapi Kekuasaan Kolonial Hindia Belanda
Tahun 1908 Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di
Indonesia dengan memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan
dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan.
Budi utomo pada saat ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai salah satu STM
yang memiliki siswa yang suka tawuran, bikin rusuh, bandel, dan sebagainya.
Biasanya anak sekolah tersebut menyebut dengan singkatan Budut / Boedoet (Boedi
Oetomo). Pada artikel kali ini yang kita sorot adalah Budi Utomo yang
organisasi jaman dulu, bukan yang STM.
Budi
Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Dr. Wahidin
Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan
Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran
Nasional. Tanggal 20 Mei 1908 biasa diperingati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional Indonesia.
Sebagai
suatu organisasi yang baik, Budi Utomo memberikan usulan kepada pemerintah
Hidia Belanda sebagai mana berikut ini :
1.
Meninggikan tingkat pengajaran di
sekolah guru baik guru bumi putera maupun sekolah priyayi.
2.
Memberi beasiswa bagi orang-orang
bumi putera.
3.
Menyediakan lebih banyak tempat pada
sekolah pertanian.
4.
Izin pendirian sekolah desa untuk
Budi Utomo.
5.
Mengadakan sekolah VAK / kejuruan
untuk para bumi putera dan para perempuan.
6.
Memelihara tingkat pelajaran di
sekolah-sekolah dokter jawa.
7.
Mendirikan TK / Taman kanak-kanak
untuk bumi putera.
8.
Memberikan kesempatan bumi putra
untuk mengenyam bangku pendidikan di sekolah rendah eropa atau sekolah Tionghoa
- Belanda.
Kongres pertama budi utomo diadakan di Yogyakarta pada oktober 1908 untuk mengkonsolidasikan diri dengan membuat keputusan sebagai berikut :
1. Tidak
mengadakan kegiatan politik.
2. Bidang utama adalah
pendidikan dan kebudayaan.
3. Terbatas
wilayah jawa dan madura.
4. Mengangkat R.T.
Tirtokusumo yang menjabat sebagai Bupati Karanganyar sebagai ketua.
Pemerintah
Hindia-Belanda mengesahkan Budi Utomo sebaga badan hukum yang sah karena
dinilai tidak membahayakan, namun tujuan organisasi Budi Utomo tidak maksimal
karena banyak hal, yakni :
1. Mengalami
kesulitan finansial
2. Kelurga R.T.
Tirtokusumo lebih memperhatikan kepentingan pemerintah kolonial daripada rakyat.
3. Lebih memajukan
pendidikan kaum priyayi dibanding rakyat jelata.
4. Keluarga
anggota-anggota dari golongan mahasiswa dan pelajar.
5. Bupati-bupati
lebih suka mendirikan organisasi masing-masing.
6. Bahasa belanda
lebih menjadi prioritas dibandingkan dengan Bahasa Indonesia.
7. Pengaruh
golongan priyayi yang mementingkan jabatan lebih kuat dibandingkan yang
nasionalis.
Keterangan : Bumi Putera adalah b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar